Rabu, 04 Mei 2011

Cara Pintar Berbahasa Inggris



Pengaruh Lingkungan Terhadap Anak

Pendahuluan
Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah. Di satu sisi jaman ini memberikan berbagai banyak kemajuan teknologi yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba “canggih” dan “wah”.  Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP, camera, dan berbagai peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga ditengarai membawa dampak negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan, konsumerisme, takhayul, klenik dan kemusyrikan melalui berbagai media informasi seperti  internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd.

Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan memaksa informasi beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang memang dirancang secara apik oleh para ahli komunikasi dengan biaya yang mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan pagi kita, atau lebih cepat disantap daripada nasehat orang tua. Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT (information communication technology).
Lingkungan Pengaruh
Bagi kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan pengaruh inti, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang terdekat. Dalam bentuknya keluarga selalu memiliki kekhasan. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya. Ia dinamis dan memiliki sejarah “perjuangan, nilai-nilai, kebiasaan” yang turun temurun mempengaruhi secara akulturatif (tidak tersadari). Sebagaian ahli menyebutnya dbahwa Pengaruh keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh konflik, tidak bahagia, tidak solid antara nilai dan praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.
Lingkungan kedua adalah lingkungan masyarakat, atau lingkungan pergaulan anak. Biasanya adalah teman-teman sebaya di lingkungan terdekat. Secara umum anak-anak Indonesia merupakan anak “kampung”  yang selalu punya “konco dolanan”. Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulana karena berada di lingkungan kompleks yang individualistik.
Secara umum masyarakat Jawa hidup dalam norma masyarakat yang relatif masih baik, meskipun pergeseran-pergeserannya ke arah rapuh semakin kuat. Lingkungan buruk  yang sering terjadi di sekitar anak, misalnya: kelompok pengangguran, judi yang di”terima”, perkataan jorok dan kasar, “yang-yangan” remaja yang dianggap lumrah, dan dunia hiburan yang tidak mendidik.
Sebenarnya masih banyak pengaruh positif yang dapat diserap oleh anak-anak kita di wilayah budaya masyarakat Jawa, seperti: tutur kata bahasa Jawa yang kromo inggil ataupun berbagai peraturan hidup yang tumbuh di dalam budaya Jawa. Masalahnya adalah bagaiamana mengelaborasi nilai-nilai tersebut agar cocok dengan nilai-nilai modernitas dan Islam.
Namun pada masa kini pengaruh sesungguhnya mana yang buruk dan bukan menjadi serba relatif dan kadang tidak dapat dirunut lagi. Banyak anak yang mengalami kesulitan menghadapi anak bukan karena keluarga mereka tidak memberikan kebiasaan yang baik. Demikian juga banyak anak yang tetap dapat menjadi baik justru tumbuh di keluarga yang kurang baik.
Meskipun demikian secara umum berdasarkan penelitian, bahwa anak-anak akan selalu menyalahkan kondisi keluarga manakala mereka menghadapi masalah apa saja, apakah karena keluarganya  telah melakukan yang benar apalagi kalau buruk.
Indikasi pengaruh negatif
Sulit untuk dipisahkan apakah karena kondisi keluarga atau lingkungan sebaya dan pergaulan. Namun sebaiknya para orang tua perlu mengantisipasi beberapa indikasi negatif berikut ini:
(1)    Apabila acara TV telah menyedot perhatian anak pada jam-jam efektif belajar. Berdasarkan survey bahwa anak-anak usia sekolah dasar perkotaan menghabiskan waktunya 43% untuk menonton acara TV pada jam-jam belajar. Mereka menjadi sasaran produser film dan iklan-iklan consumer good.
(2)    Anak mulai menyukai kegiatan luar rumah pada jam-jam belajar di rumah dan mengalihkan pada kegiatan non-belajar, seperti: jalan-jalan ke mall, play station, dan tempat nongkrong lain. Berdasarkan penelitian Deteksi Jawapos (Maret 2005) bahwa anak-anak SD sekarang ini mengalami penurunan greget belajar karena memperoleh alternatif mengalihkan perhatian pada (acara TV, hiburan luar ruang, dan jalan-jalan).
(3)    Anak-anak merasa kesulitan menghafal atau mengerjakan PR secara terus menerus tetapi merasa ketagihan untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pencerdasan diri. Berdasarkan pengamatan Prof. Kusdwiratri (Desember, 2004) menurunnya minat intelektual disertai tidak berminatnya pada kegiatan lain yang mencerdaskan anak bukti berhasilnya sistem hiburan secara massal terhadap anak-anak Indonesia dan dunia belajar anak yang gagal. Perlu diwaspadai jangan sampai pengaruhnya berlangsung permanen.
Pendidikan Integratif
Dengan sitem pengaruh lingkungan seperti sekarang ini, cukup sulit bagi keluarga jaman ini untuk hanya menekankan pendidikan di salah satu lini saja. Sehebat apapun keluarga menyusun sistem pertahanan diri, anak-anak tetap akan menajdi santapan dunia yang serba modern. Kalau tidak sekarang ya akhirnya akan bersentuhan juga. Menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada sekolah juga bukan segala-galanya. Jaman ini amat sulit mencari pendidikan yang “kaffah lahir dan bathin” serta terjangkau biayanya oleh kebanyakan orang tua.
Namun dari berbagai kekhawatiran tersebut, kini mulai muncul berbagai pendidikan alternatif yang bisa dipilih. Namun tetap harus menekankan bahwa pendidikan keluarga adalah inti dan sekolah adalah komplemen pelengkap. Beberapa pilihan cerdas tersebut dapat berupa:
(1)      Sekolah fullday yang mengintegrasikan pendidikan agama dan pendidikan sains dalam lingkungan terkontrol dan terarah dengan nilai-nilai modernitas dan islami.
(2)      Sekolah biasa yang bermutu dengan kontrol yang ketat dalam masalah akhlak dan perilaku dengan memberikan penguatan berupa kursus-kursus dan materi tambahan yang dapat memberikan keunggulan.
(3)      Sekolah pesantren dengan menambah penguatan pada aspek sains dan ketrampilan.
Rumahku Surgaku
Bagaimanapun ujung dari pendidikan adalah tanggung jawab orang tua, yang berbasis rumah. Masalahnya adalah apakah setiap orang tua kita memiliki kecerdasan yang memadai untuk menjalankan fungsi besar ini? Itulah fungsi besar Ibu-ibu menjadikan rumah sebagai surga  melalui tangan bijak sang suami.
Nampaknya ibu-ibu rumah tangga perlu dicerdaskan melalui pendidikan mitra-sekolah. Bahkan di jaman “ibu-ibu sibuk” memasuki dunia kerja, maka para pembantu rumah tangga kita perlu menjadi “Nanny and Govern” yang cerdik pandai seperti Halimah di jaman Nabi yang mampu mengajarkan bahasa Arab dengan kualifikasi terbaik, Yukabad di Jaman Fir’aun yang mampu mengajari Musa bagaimana menjadi pemuda tangguh.
Penutup
Tantangan terbesar dalam pendidikan anak jaman ini adalah informasi yang rusak dan pengaruh buruk yang diciptakan oleh lingkungan modernitas yang tidak berbasis agama.
Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi keluarga mereka benar-benar amana, nayaman bagi anak-anak mereka. Rumah adalah surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja tercukupi lahir dan bathinnya. Padahal mana ada surga yang dibangun di atas keserbakekurangan iman, ilmu dan amal sholeh.
Tugas masyarakat adalah bagaimana menjadikan dirinya aman bagi generasi mereka sendiri. Kini yang terjadi kita semua mencemaskan lingkungan kita sendiri. Bahkan kita hampir-hampir tak percaya dengan sekolah kita bahwa mereka mampu menjadi daerah yang aman bagi anak-anak kita.
Tugas besar ini memang mirip dengan tugas kenabian:
”Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al Kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. Al Baqarah:151).
Tetapi bukanklah Allah mengajarkan kepada kita  untuk senantiasa menyiapkan generasi yang terbaik untuk setiap jamannya.

Profil Dr. Sun Tat Sen

Dr. Sun Yat Sen’s Penang Base


Dr. Sun Yat Sen
Dr. Sun Yat Sen alias Sun Chong San was born in Guandong Province, near Macao. He studied as a youth in Hawaii and Hong Kong and worked as a medical doctor in Canton and Macao.

Sailing several times around the world, he campaigned for the Chinese Revolution, attracting considerable support from the Overseas Chinese.
Dr. Sun promoted the ideology of the ‘Three Principles of the People’ (Nationalism, People's Power and People's Livelihood).
Dr. Sun Yat Sen as a young revolutionary in London,
where he was ‘kidnapped’ by the Chinese Embassy
RECOMMENDED LINKS
Dr. Sun & 1911 Revol
Recognized by Chinese everywhere as their country's modern founder, the physician-turned-nationalist failed in his dream of unification 
DR. SUN YAT SEN IN PENANG
Dr. Sun first came to Penang in 1905. Each year, he visited Penang to give speeches and promote the revolution.
He moved the Southeast Asian headquarters of the T’ung Meng Hui from Singapore to Penang, at a time when his greatest backing came from the Penang party members.
In 1910, Dr. Sun lived in Penang for six months, with his family, his first wife Madam Lu Muzhen, his second wife Madam Chen Cuifen, his two daughters and his brother. The daily expenses of Dr. Sun and his family were borne by his Penang supporters.
Dr. Sun Yat Sen’s house at Dato’ Kramat Road, Penang, demolished in the 1960s. Dr. Sun Yat Sen’s
first wife (in black), second wife (left) and two daughters Sun Yan and Sun Wan are shown here.

DR. SUN'S PENANG SUPPORTERS

From left to right:
  • Wu Shirong alias Goh Say Eng, Penang T’ung Meng Hui leader, continued to be a leader of the overseas Kuomintang after 1911.
  • Huang Jinqing alias Ng Kim Kheng, gave away his fortune for the cause.
  • The poet Luo Zhonghuo, and two others, were martyrs of the Canton Uprising.
  • Chen Xinzheng alias Tan Sin Cheng spearheaded the founding of Chinese schools in Penang.
THE 'PENANG WIFE'

Madam Chen Cui Fen (1873-1962) also known as Tan Sua Huan was Dr. Sun’s common-law wife. When she was 19, they met in Hongkong. During the revolution, she was responsible for printing, intelligence and transporting firearms.
Madam Chen got on very well with Dr. Sun’s first wife Madam Lu. In 1910, both stayed together in Penang with Dr. Sun and his daughters from the first wife.
After the revolution, Madam Chen returned to Penang and looked after his two daughters who attended school at Convent Light Street, Penang.

Selasa, 03 Mei 2011

Daftar Nama-nama Pejabat

DATA PEJABAT, KEPALA, KANTOR, BADAN, DINAS, SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011
UPDATE, 12 APRIL 2011
NAMA P JABATAN
Ir. H. FIRDAUS KHATAB, MM Plt. SEKTERATIS DAERAH

SFAT AHLI BIDANG PEMERINTAHAN
H. R. GATOS SUWARSO, SH, MM SFAT AHLI BIDANG HUKUM DAN OLITIK

SFAT AHLI BIDANG EKBANG
Drs. H. AZWAR, MM ASISTEN PEMERINTAHAN
Drs. H. MUKHLIS, M.Si ASISTEN PEREKONOMIAN
Drs. H. HENDRIFAL ASISTEN ADMINISTRASI
Drs. MUKRI KEPALA BADAN KBPMP
H. ANDI ANDIKA, SH KEPALA BADAN KESBANGPOLLINMAS
Drs. HAMZAH KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP
Drs. H. JOHANES CHAN KEPALA INSPEKTORAT/INSPEKTUR


MANSUR, SH, MM KEPALA KANTOR PERIJINAN TERPADU
BAILAH, S.Si (a.Pt), M.Si KEPALA KANTOR PDE
SAMHURI, SH KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN
MARDI BARUS, SP KEPALA KANTOR PPKTB
ISMUNANDAR, SH KEPALA KANTOR POL PP
Drh. BUDIONO RIYADI KEPALA KANTOR LITBANGDA


Ir. RISKAN IRAWAN KEPALA DINAS PETERNAKAN
Drs. H. HENDARMAN, MM KEPALA DINAS ESDM
Drs. H. KOSASIH KEPALA DINAS PERINDAG & PROMOSI
Ir. HERU WIDODO KEPALA DINAS DUKCATPIL
Drs. H. M. HUSAINI, ME KEPALA DINAS PERIKANAN/KELAUTAN
Ir. ZAINUDDIN, MM KEPALA DINAS HOLTIKULTURA


YUDELMI, SE, MM KABAG EKONOMI
H. M. SAID, HS, SE KABAG SOSIAL
MOH. SYUKRI, SH KABAG HUKUM

KABAG SDA
ZAHENDRA, SE KABAG KEUANGAN
YAHNI, Aks KABAG HUMAS
Drs. JAUHARI KABAG PEM
ARDIAN, S.Sos KABAG PEMDES
Ir. ZULKIFLI KABAG PP
Drs. MOH. THAHER KABAG ORGANISASI


RUSTAM, A.Ma.Pd KEPALA UPTD KEC. SEBERANG KOTA
SARYOKO, S.Pd KEPALA UPTD KEC. PENGABUAN
SULASTRI, S.Sos KEPALA UPTD KEC. TUNGKAL ULU
ZULFIKAR, S.Pd KEPALA UPTD KEC. TEBING TINGGI
AMBO ANTKA, S.Pd KEPALA UPTD KEC. KUALA BETARA
BUKRI, A.Ma KEPALA UPTD KEC. MUARA PAPALIK


Ir. HAMZAH CAMAT PENGABUAN
M. JAMIL GUMRI, S.Ag CAMAT TUNGKAL ILIR
Drs. RAHIMRUS CAMAT BRAM ITAM
SYAHRIANTO, S.STP CAMAT BATANG ASAM
ANDI BAHARUDDIN, S.STP CAMAT KUALA BETARA
ANWAR, S.IP CAMAT TEBING TINGGI

CAMAT MUARA PAPALIK
Drs, AGOES MA’MUM CAMAT MUARA PAPALIK
WAHYUDI, S.Sos CAMAT SEBERANG KOTA


ALMARDI, SE SEKCAM MERLUNG
H. M. ALWI SEKCAM BETARA
M. SOFIAN, BA SEKCAM PENGABUAN
Drs. MARASONTANG SIREGAR SEKCAM BATANG ASAM
PONDI SAYUTI, SE SEKCAM KUALA BETARA


ABDUL KADIR, SE LURAH PELABUHAN DAGANG


drg. KHAIRIN KEPALA POSKESMAS II TUNGKAL ILIR
dr. ABDUL BARI KEPALA POSKESMAS TEBING TINGGI
dr. A. SURYA DHARMA GINTING KEPALA POSKESMAS MUARA PAPALIK
dr. ARWIN AGUS KEPALA POSKESMAS TUNGKAL ULU
dr. CANDRA OKTAVIANUS. S KEPALA POSKESMAS BUKIT INDAH PAPALIK
dr. HENNY SULISTIAWATI KEPALA POSKESMAS I TUNGKAL ILIR
SYAIFUL, SKM KEPALA POSKESMAS SENYERANG
M. EDWIN KEPALA POSKESMAS MUARA DELI
drg. LENNY MARLINA KEPALA POSKESMAS PIJOAN BARU
CATATAN : MOHON MAAF JIKA MASIH ADA YANG KURANG DALAM DATA INI, DATA INI AKAN TERUS DIPERBAHARUI DAN DI LENGKAPKAN. JIKA PENGUNJUNG BERNIAT MEMBERIKAN KELENGKAPAN DATA-DATA, KIRIMKAN KE E-mail saya: samudra_arai82@yahoo.com